2 Masalah Serius Akibat Disodomi

Bookmark and Share



Kasus sodomi yang menimpa anak-anak terus bertambah. Anak korban sodomi akan mengalami masalah serius di kemudian hari. Pengalaman seksual pertama akan menentukan perilakunya ke depan.

"Pengalaman seksual pertama kebanyakan terkait dengan perilaku orang ketika dewasa," kata pakar andrologi dan seksolog, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS ketika dihubungi detikHealth, Selasa (26/1/2010).

Prof Wimpie mengatakan ada dua masalah serius yang dialami anak korban sodomi dalam kaitan dengan perilaku seksnya ke depan.

Pertama, jika si anak mengalami masalah psikis berat maka akan terjadi trauma yang berkepanjangan dan bisa membuatnya menjadi aseksual ketika dewasa alias tidak tertarik melakukan hubungan seksual.

"Anak korban sodomi yang mengalami trauma berat harus dikeluarkan dari lingkungannya yang lama. Orangtua harus terus memberikan semangat agar si anak bisa melupakan pengalaman pahitnya," kata Prof Wimpie.

Tapi berdasarkan pengalamannya, anak korban sodomi memiliki masalah krisis percaya diri sehingga lebih banyak menjadi penyendiri dan pemurung ketika dewasa.

Kedua, jika si anak korban sodomi merasakan kenikmatan maka peluang untuk mengulangi lagi pengalaman yang dialami semasa kecil akan terjadi.

"Ketika si anak dewasa, dia akan kembali mencoba melakukannya meskipun nantinya dia adalah heteroseksual. Yang dikhawatirkan kalau dia kembali melakukannya dengan anak kecil yang belum mengerti apa-apa," kata Prof Wimpie.

Sodomi adalah perilaku seksual tidak normal. Risiko penyakit akan timbul jika salah satu ada yang mengalami infeksi.

Prof Wimpie mengingatkan orangtua untuk menjaga anaknya agar tidak menjadi korban kekerasan seksual baik berupa sodomi atau pelecehan lainnya.

"Kadang-kadang si pelaku adalah orang terdekat, ini juga yang perlu diwaspadai orangtua. Kalau melihat orang dekat punya perilaku tak wajar sebaiknya anak diingatkan," katanya.

Pelaku sodomi biasanya adalah biseksual atau homoseksual. Perilaku seperti ini disebabkan karena gangguan kromosom, gangguan perkembangan masa kecil dan pengaruh lingkungan.

Hingga kini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penderita biseksual atau homoseksual. "Kalau akibat gangguan kromosom nggak bisa diobati. Tapi kalau perilakunya itu karena pengaruh lingkungan mungkin masih bisa diobati dengan terapi," jelas dokter yang mendapatkan gelar seksolog dari University of Washington, Amerika Serikat tersebut.

Wimpie mengatakan bahwa perilaku biseksual bisa menimpa siapa saja, bahkan orang macho yang wataknya keras sekalipun. Faktor penyebab terbesar untuk perilaku biseksual adalah lingkungan.

Fakta-fakta tentang perilaku sodomi seperti dilansir dari freepublic menunjukkan studi yang dilakukan British Columbia 1997 yang menemukan pria yang melakukan sodomi tidak akan mencapai usia 65 tahun. Laki-laki yang melakukan sodomi lebih besar tertular penyakit menular seksual dan HIV. Risiko terkena kanker dubur, hepatitis, dan penyakit kencing nanah (gonorrhea).



Artikel Terkait




Share

Digg Google Bookmarks reddit StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

 
TANGGU RAJA PARDEDE | HARLEN PARDEDE | PARDEDE Template™